Senja dan Rasa

https://pin.it/6amtgYj

“Kau ingat?” Katanya sambil tersenyum.

Ketika dia bertanya, kita bahkan seperti mengulang lagi kejadian itu. Sesuatu yang menurutku romantis tapi dalam kesederhanaan. Tidak terlalu berlebihan dan dibuat-buat.

Waktu itu sekitar pukul 5 sore, dia menjemputku dengan sepedanya. Kita sudah berjanjian untuk menikmati senja di tepi dermaga. Di sana kita banyak bercerita, yah tentu saja soal rasa. Dia memperjelas apakah dia benar-benar pilihanku. Aku mengiyakan dan tersipu malu dengan pertanyaannya itu. Di sana kita saling memahami perasaan dan selalu tersenyum karena rasanya menemukan tempat baru dan nyaman.

Kami berjalan beriringan sambil bercerita, di sana seakan kami hanya berdua padahal banyak orang di sekeliling kami. Mulai saat itu aku senang menulis puisi bertema senja, dia juga suka menyanyikan lagu yang berkaitan dengan senja, karena kita selalu mengenang pertemuan itu.

Terpaan angin yang kencang mengiringi terbenamnya matahari, membuatnya melepaskan kemeja untuk di berikan kepadaku.

“Yah, sangat jelas dalam ingatanku.” Aku tersenyum lagi mengenang pertemuan kita beberapa tahun silam.

2 tanggapan untuk “Senja dan Rasa”

Tinggalkan komentar